Jakarta - Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang banyak dialami oleh wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan kedua sebagai kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Penyebab utamanya adalah infeksi virus Human Papillomavirus (HPV), yang dapat menular melalui hubungan seksual.
Namun, ada banyak faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker serviks, salah satunya adalah menikah di usia muda. Menurut Spesialis obstetri dan ginekologi, dr Thomas Chayadi, SpOG, mengungkapkan bahwa kanker serviks adalah salah satu risiko yang terjadi pada wanita yang menikah terlalu muda.
"Kalau memang dia terlalu muda juga berisiko (kanker serviks), apalagi belum dilakukan vaksin HPV. Nanti setelah menikah, bisa saja berisiko terkena kanker serviks atau kanker mulut rahim di kemudian hari pada saat usia tua," terang dr Thomas, belum lama ini.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hubungan antara pernikahan di usia muda dan risiko kanker serviks, penting untuk memahami beberapa faktor risiko utama yang dapat menyebabkan penyakit ini. Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh infeksi HPV, terutama tipe HPV 16 dan 18.
Namun, tidak semua wanita yang terinfeksi HPV akan mengembangkan kanker serviks. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker ini:
1. Hubungan seksual pertama pada usia muda: Wanita yang memulai hubungan seksual pada usia dini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks. Hal ini karena serviks pada usia muda masih sangat sensitif dan rentan terhadap infeksi virus.
2. Jumlah pasangan seksual yang banyak: Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual juga berisiko lebih besar terinfeksi HPV, yang merupakan penyebab utama kanker serviks.
3. Merokok: Wanita yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia berbahaya dalam rokok dapat merusak sel-sel di leher rahim dan membuatnya lebih rentan terhadap kanker.
4. Sistem imun yang lemah: Wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV atau mereka yang sedang menjalani pengobatan imunosupresif, juga berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
5. Melahirkan banyak anak: Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang melahirkan banyak anak juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.
Hubungan Antara Pernikahan Usia Muda dan Kanker Serviks
Salah satu isu yang sering dibahas dalam kaitannya dengan kanker serviks adalah pernikahan di usia muda. Apakah menikah di usia muda benar-benar meningkatkan risiko terkena kanker serviks? Jawabannya terletak pada beberapa faktor yang berkaitan dengan aktivitas seksual dan kesiapan tubuh wanita pada usia yang lebih muda.
1. Mulainya Aktivitas Seksual di Usia Muda
Pernikahan di usia muda sering kali diiringi dengan dimulainya aktivitas seksual pada usia yang lebih dini. Ini berarti wanita yang menikah muda cenderung terpapar risiko infeksi HPV lebih cepat. Pada usia remaja atau awal 20-an, sel-sel di leher rahim masih mengalami perubahan aktif. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi HPV dibandingkan dengan wanita yang lebih tua.
2. Kurangnya Kesadaran tentang Pencegahan
Di banyak kasus, wanita yang menikah di usia muda mungkin kurang memiliki pengetahuan atau akses terhadap pendidikan kesehatan seksual yang memadai. Akibatnya, mereka mungkin tidak menyadari pentingnya menggunakan perlindungan saat berhubungan seksual atau pentingnya melakukan vaksinasi HPV. Selain itu, mereka juga mungkin tidak melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin, yang sangat penting dalam mendeteksi dini kanker serviks.
3. Tekanan Sosial dan Kesehatan Mental
Pernikahan di usia muda sering kali dikaitkan dengan tekanan sosial dan emosional yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Stres, kurangnya dukungan, dan ketidaksiapan emosional dapat berdampak pada kebiasaan hidup sehat, termasuk dalam hal menjaga kesehatan reproduksi.
4. Pencegahan Kanker Serviks
Walaupun pernikahan di usia muda dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyakit ini. Salah satu cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks adalah dengan vaksinasi HPV. Vaksin HPV sangat direkomendasikan untuk diberikan pada remaja perempuan sebelum mereka aktif secara seksual, tetapi wanita yang sudah menikah pun tetap bisa mendapatkan vaksin ini untuk melindungi diri dari infeksi.
Selain itu, penting bagi wanita untuk rutin melakukan pap smear atau tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) guna mendeteksi adanya perubahan sel-sel di leher rahim secara dini. Semakin dini kanker serviks terdeteksi, semakin besar peluang untuk menyembuhkannya.
Pernikahan di usia muda memang dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks, terutama karena aktivitas seksual yang dimulai lebih dini. Namun, bukan berarti semua wanita yang menikah di usia muda pasti akan terkena penyakit ini. Pencegahan dan deteksi dini tetap menjadi kunci utama dalam menurunkan risiko kanker serviks. Vaksinasi HPV, penggunaan perlindungan saat berhubungan seksual, serta pemeriksaan rutin seperti pap smear adalah langkah-langkah penting yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari kanker serviks.
Oleh karena itu, kesadaran dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi harus ditingkatkan, terutama bagi mereka yang menikah di usia muda. Dengan begitu, risiko kanker serviks bisa diminimalkan, dan wanita dapat hidup sehat serta terlindungi dari penyakit berbahaya ini. **