7 Tanda Usus Kotor yang Jangan Dianggap Sepele, Begini Bahayanya

7 Tanda Usus Kotor yang Jangan Dianggap Sepele, Begini Bahayanya
Usus sePenelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara otak dan usus. Usus mengirimkan sinyal ke otak, dan otak kemudian memutuskan respons yang harus dilakukan.

Jakarta - Usus sering disebut sebagai otak kedua bagi tubuh. Penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara otak dan usus. Usus mengirimkan sinyal ke otak, dan otak kemudian memutuskan respons yang harus dilakukan. Oleh karena itu, jika usus tidak sehat, kondisi ini dapat berdampak pada seluruh tubuh, termasuk sistem kekebalan, metabolisme, hingga kesehatan mental.

Menurut Dr. Rosia Parrish, ND, seorang dokter naturopati di Naturopathic Wellness Center, Boulder, Colorado, usus yang sehat biasanya berfungsi dengan baik jika seseorang buang air besar satu hingga dua kali sehari dengan kondisi feses yang normal dan mudah dikeluarkan. Sebaliknya, jika terdapat gangguan seperti diare, sembelit, feses yang encer, atau gejala rektal lainnya, hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa usus sedang dalam kondisi tidak sehat.

Berikut adalah tujuh tanda usus kotor yang patut diwaspadai:

1. Rasa Tidak Nyaman di Perut

Jika sering mengalami kondisi seperti kembung, diare, sembelit, atau nyeri perut, ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pencernaan, termasuk sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome/IBS). Ketidakseimbangan bakteri usus atau disbiosis sering kali menjadi pemicu utama kondisi ini. IBS dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup jika tidak ditangani dengan baik.

2. Mudah Kelelahan

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan sindrom kelelahan kronis sering memiliki ketidakseimbangan dalam mikrobioma usus, yang terdiri dari bakteri, mikroorganisme, jamur, dan virus yang ada di saluran pencernaan. Bahkan, hampir setengah dari orang yang mengalami kelelahan kronis juga ditemukan mengalami IBS. Kondisi ini menunjukkan bahwa kesehatan usus berperan besar dalam energi dan kebugaran tubuh secara keseluruhan.

3. Nafsu Makan Meningkat

Peningkatan nafsu makan yang berlebihan, terutama terhadap makanan manis dan olahan, bisa menjadi tanda adanya gangguan pada usus. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula tambahan, khususnya sirup jagung fruktosa tinggi, dapat mengurangi jumlah bakteri baik di dalam usus dan memperburuk kondisi disbiosis. Ketidakseimbangan ini bisa memicu keinginan berlebihan terhadap makanan manis dan memperparah kondisi usus yang tidak sehat.

4. Iritasi Kulit

Masalah kulit seperti eksim, jerawat, hingga psoriasis dapat dikaitkan dengan kondisi usus yang kotor. Penelitian menunjukkan adanya hubungan erat antara kesehatan usus dan kondisi kulit, yang dipengaruhi oleh mekanisme imun yang kompleks. Gangguan pada mikrobioma usus dapat memicu peradangan yang berdampak pada kesehatan kulit.

5. Kenaikan Berat Badan

Kenaikan berat badan yang tidak disengaja bisa menjadi indikasi adanya gangguan pada mikrobioma usus. Studi menunjukkan adanya perbedaan mikrobioma antara orang dengan berat badan normal dan mereka yang mengalami obesitas. Pola makan tinggi lemak dan karbohidrat olahan yang khas dalam diet ala Barat dapat meningkatkan bakteri usus yang berkontribusi pada obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga keseimbangan bakteri usus sangat penting dalam pengelolaan berat badan.

6. Kondisi Autoimun

Beberapa penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, kolitis ulseratif, dan multiple sclerosis diduga berkaitan dengan kondisi usus yang tidak sehat. Studi menunjukkan bahwa bakteri usus tertentu, seperti Bacteroides fragilis, dapat menghasilkan protein yang memicu respons autoimun dalam tubuh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan usus dapat berperan dalam pencegahan berbagai penyakit autoimun.

7. Masalah Suasana Hati

Hubungan antara usus dan otak sangat kuat, sehingga gangguan pada usus dapat berdampak pada kesehatan mental. Ketidakseimbangan mikrobioma usus dapat memengaruhi respons tubuh terhadap stres dan mengganggu keseimbangan hormon. Studi menunjukkan bahwa peradangan dalam sistem saraf pusat akibat gangguan usus bisa menjadi penyebab potensial kecemasan dan depresi. Ini menegaskan bahwa kesehatan usus tidak hanya penting bagi pencernaan tetapi juga bagi kesejahteraan mental.

Untuk menjaga kesehatan usus, penting untuk menerapkan pola makan yang sehat, kaya serat, dan rendah gula tambahan. Konsumsi makanan fermentasi seperti yogurt dan kimchi juga dapat membantu meningkatkan keseimbangan mikrobioma usus. Selain itu, menjaga tingkat stres dan rutin berolahraga juga berkontribusi pada kesehatan sistem pencernaan yang optimal.

Kesimpulannya, menjaga kesehatan usus sangat penting bagi kesejahteraan tubuh secara keseluruhan. Jika mengalami beberapa tanda di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan abaikan kesehatan usus Anda, karena usus yang sehat adalah kunci kesehatan tubuh secara menyeluruh. **

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index