Sekilas Band Sukatani, Duo Post-Punk dari Purbalingga yang Lagi Viral karena Kritik Perilaku Polisi

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:15:56 WIB
Belakangan ini, nama grup musik Sukatani mencuri perhatian publik, khususnya di kalangan pecinta musik indie. Kritik lagu mereka tentang perilaku polisi, bahkan membuat viral dan heboh dunia maya.

Jakarta - Belakangan ini, nama grup musik Sukatani mencuri perhatian publik, khususnya di kalangan pecinta musik indie. Kritik lagu mereka tentang perilaku polisi, bahkan membuat viral dan heboh dunia maya. Duo asal Purbalingga ini menghadirkan warna baru dalam genre post-punk dan new wave dengan sentuhan synthesizer serta elemen elektronik yang berpadu dengan vokal penuh energi. Tidak hanya itu, aksi unik mereka di atas panggung, yakni membagikan sayuran kepada penonton, semakin memperkuat identitas mereka sebagai musisi yang peduli dengan isu agraria dan sosial.

Sukatani bermula dari semangat bermusik sang vokalis, Ovi a.k.a Twister Angle, yang sebelumnya merupakan seorang buruh sekaligus anggota band di Purwokerto. Meski harus menjalani pekerjaan sehari-hari, gairahnya terhadap musik tidak pernah padam. Lirik-lirik yang ia tulis pun sarat akan makna sosial, mencerminkan kegelisahan rakyat kecil dan ketimpangan yang mereka hadapi sehari-hari.

Keinginan Ovi untuk membentuk band dengan gaya Street Punk semakin kuat setelah bertemu dengan Al a.k.a Alectroguy, yang kemudian menjadi rekan bermusiknya. Kolaborasi mereka menghasilkan aransemen yang unik, terinspirasi dari Anarcho-Punk era 80-an dan Proto-Punk, yang kemudian berkembang menjadi karakter khas Sukatani.

Menggabungkan Elemen Tradisional dan Modern

Awalnya, Sukatani berencana membentuk band dengan konsep Street Punk yang kental. Namun, keterbatasan sumber daya membuat mereka harus beradaptasi dengan metode produksi musik yang lebih modern. Dengan memanfaatkan teknologi digital seperti VST studio, mereka mampu mengombinasikan berbagai elemen musik seperti drum elektronik, bass sintetis, gitar khas punk, serta synthesizer.

Hasilnya, mereka menciptakan nuansa fusion antara Street Punk dan Electronic yang tetap mempertahankan semangat punk dengan balutan modern. Vokal khas Ovi yang mengusung gaya Hardcore Punk semakin memperkuat karakter lagu-lagu mereka. Meski hanya beranggotakan dua orang, Sukatani berhasil menghasilkan sound yang padat dan bertenaga, sebanding dengan band yang memiliki formasi lengkap.

Nama yang Sarat Makna dan Kritik Sosial

Sukatani resmi terbentuk pada Oktober 2022. Nama mereka diambil dari sebuah desa di Purbalingga yang dikenal akan kesuburan dan ketentramannya. Pemilihan nama ini bukan sekadar identitas, tetapi juga melambangkan harapan serta perlawanan yang ingin mereka suarakan melalui musik.

Popularitas mereka semakin meningkat setelah lagu "Bayar Bayar Bayar" viral di media sosial. Lagu ini secara lantang mengkritik tekanan ekonomi yang dialami masyarakat kecil, mencerminkan realitas kehidupan yang semakin sulit akibat sistem yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Meskipun menimbulkan polemik, lagu ini justru mendapat sambutan positif dari banyak pendengar yang merasa suara mereka akhirnya terwakili.

Selain itu, Sukatani juga menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu global. Dalam lagu "Gelap Gempita," mereka menyuarakan dukungan terhadap Palestina, membuktikan bahwa mereka tidak hanya fokus pada persoalan dalam negeri tetapi juga keadilan global. Keberanian mereka dalam mengangkat isu-isu sensitif membuat mereka semakin dikenal sebagai musisi dengan idealisme kuat.

Lebih dari Sekadar Musik: Aksi Panggung yang Berbeda

Salah satu ciri khas yang membuat Sukatani berbeda dari band lainnya adalah aksi mereka membagikan sayuran di atas panggung. Aksi ini bukan sekadar gimmick atau daya tarik semata, melainkan simbol kepedulian mereka terhadap isu agraria dan sosial. Mereka ingin menyampaikan pesan bahwa musik bisa menjadi alat perjuangan dan kesadaran kolektif untuk isu-isu penting di masyarakat.

Dengan konsep yang unik dan penuh makna, Sukatani tidak hanya tampil sebagai band yang menghibur, tetapi juga sebagai penggerak kesadaran sosial melalui musik. Kepedulian mereka terhadap petani dan ketimpangan agraria tercermin dalam aksi ini, menjadikannya sebagai bentuk protes sekaligus solusi sederhana untuk berbagi dengan orang lain.

Masa Depan Sukatani di Skena Musik Indie

Dengan perjalanan yang masih terbilang baru, Sukatani terus berkembang dan memperluas jangkauan pendengar mereka. Idealisme dan keberanian mereka dalam menyuarakan isu sosial telah menjadikan mereka sebagai simbol perlawanan dalam skena musik indie. Tidak hanya sebatas band yang menyajikan musik berkualitas, mereka juga membuktikan bahwa musik bisa menjadi medium perubahan sosial.

Meskipun mereka harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan sumber daya dan tekanan dari berbagai pihak, Sukatani tetap teguh pada prinsip mereka. Mereka membuktikan bahwa kreativitas dan semangat tidak bisa dibatasi oleh keterbatasan teknis. Dengan terus menghasilkan karya yang berbobot dan relevan, Sukatani berpotensi menjadi salah satu band indie yang paling berpengaruh di Indonesia.

Keberanian mereka dalam bersuara dan inovasi yang mereka bawa dalam musik post-punk/new wave menjadikan mereka layak diperhitungkan di kancah musik independen. Ke depannya, akan sangat menarik untuk melihat bagaimana Sukatani terus berkembang dan membawa perubahan dalam industri musik Tanah Air. **

Tags

Terkini