Dunia Kutuk Israel atas Pembunuhan Bos Hamas Ismail Haniyeh, Kenapa Saudi, Mesir, dan UEA Tidak?

Dunia Kutuk Israel atas Pembunuhan Bos Hamas Ismail Haniyeh, Kenapa Saudi, Mesir, dan UEA Tidak?
Sejumlah negara Arab tak mengutuk insiden pembunuhan yang tewaskan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. (Foto: Majid Asgaripour/WANA via REUTERS)

Jakarta, Kilaskini.com - Kematian pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran Iran menuai banyak kritikan dari dunia. Pemimpin dunia mengutuk Israel atas pembunuhan itu karena menggunakan segala cara untuk menghabisi musuh dengan segala cara. Namun ternyata ada beberapa negara Islam dan berpenduduk mayoritas Islam, tidak mengutuk atas pembunuhan Ismail Haniyeh.    

Beberapa negara di Timur Tengah, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain merupakan negara-negara Arab yang tidak mengutuk pembunuhan terhadap pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh. Keempat negara ini memilih menggarisbawahi potensi eskalasi konflik, alih-alih mengecam serangan terhadap Haniyeh di Iran.

Dalam pernyataannya, Mesir menyatakan bahwa dampak dari pembunuhan dan pelanggaran terhadap kedaulatan negara dapat memicu konflik di kawasan tersebut.

Mesir tidak secara spesifik menyebut Haniyeh maupun Iran selaku lokasi Haniyeh dibunuh.

Senada, UEA juga hanya menyatakan bahwa pihaknya "memantau dengan cermat perkembangan regional" dan menyatakan keprihatinan yang mendalam atas ketegangan yang berkelanjutan di Timur Tengah.

UEA turut menekankan dampak konflik terhadap keamanan dan stabilitas kawasan tersebut. UEA menegaskan pentingnya menahan diri dan menghindari perluasan skala konflik.

Serupa, Bahrain juga memperingatkan potensi meningkatnya konflik di kawasan serta menekankan kerentanan keamanan di Timur Tengah.

Dalam pernyataannya, Bahrain meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan masyarakat internasional untuk mendukung upaya pencegahan eskalasi lebih lanjut, demikian dikutip Middle East Monitor.

Sementara itu, Arab Saudi hingga kini belum mengeluarkan pernyataan resmi. Hanya ada laporan bahwa Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan berbicara dengan Penjabat (Pj) Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri bahwa Negeri Minyak mengutuk pembunuhan Haniyeh.

"Pangeran Faisal bin Farhan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, juga mengutuk pembunuhan Haniyeh dan tindakan terhadap integritas wilayah Republik Islam Iran oleh rezim Zionis. Ia menilai situasi di kawasan itu kritis dan berbahaya," demikian dikutip laman Kementerian Luar Negeri Iran.

Faisal bin Farhan juga disebut terbuka untuk mengadakan pertemuan dengan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna membahas masalah ini. Ia juga menekankan kelanjutan konsultasi antara Iran dan Saudi.

Ismail Haniyeh tewas di kediamannya di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7) dini hari. Ia berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7).

Berdasarkan hasil penyelidikan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Haniyeh tewas akibat dirudal. Rudal itu menargetkan kamar tempat Haniyeh menginap di wisma tempat menjamu tamu kenegaraan Iran.

Sejumlah negara pun mengecam keras pembunuhan Haniyeh, termasuk Iran. Negara-negara tersebut antara lain Irak, Suriah, Aljazair, Yordania, Oman, Yaman, Kuwait, Tunisia, Turki, Malaysia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, bahkan China dan Rusia.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index