Pemerintahan Bangladesh Bubar, Muhammad Yunus Jadi Penasihat Pemerintah Sementara

Pemerintahan Bangladesh Bubar, Muhammad Yunus Jadi Penasihat Pemerintah Sementara
Ribuan orang menyerbu dan melakukan penjarahan di kediaman resmi mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, jelang mundurnya sosok yang telah berkuasa selama 15 tahun tersebut. (AFP/K M ASAD)

Jakarta, Kilaskini.com - Krisis politik di negara Bangladesh mencapai puncaknya, ketika Presiden Bangladesh Mohammed Shahabuddin secara resmi membubarkan parlemen negara itu pada Selasa (6/8/2024). Untuk membentuk pemerintahan transisi, utusan dari mahasiswa dan perguruan tinggi meminta Peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, ditunjuk sebagai penasihat utama pemerintahan sementara Bangladesh.

Pilihan pembubaran pemerintahan dan parlemen dilakukan setelah ultimatum yang dikeluarkan oleh koordinator protes mahasiswa yang memaksa pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina. Kantor presiden juga mengumumkan bahwa mantan perdana menteri dan pemimpin oposisi, Begum Khaleda Zia, telah resmi dibebaskan dari penjara dan diberikan pengampunan penuh oleh presiden.

Kepala angkatan bersenjata, Jenderal Waker-Uz-Zaman, pada Senin mengatakan bahwa militer akan membentuk pemerintahan sementara setelah kepergian Hasina. Kemudian pada Selasa malam, delegasi mahasiswa berjumlah 13 orang bersama dua profesor dari Universitas Dhaka pergi ke kediaman Shahabuddin untuk bertemu dengan Zaman dan para pemimpin militer lainnya.

Setelah hampir dua jam diskusi, Nahid Islam, salah satu pemimpin mahasiswa, mengatakan kepada para wartawan bahwa telah ada kesepakatan antara semua pihak bahwa peraih Nobel Muhammad Yunus akan menjadi penasihat utama pemerintahan sementara dan pembicaraan akan berlanjut.

Yunus (84) dan Grameen Bank-nya, sebuah organisasi mikro kredit, memenangkan Nobel Perdamaian 2006 karena kerjanya dalam mengangkat jutaan orang dari kemiskinan dengan memberikan pinjaman kecil di bawah US$100 kepada masyarakat miskin pedesaan di Bangladesh.

Para pemimpin mahasiswa mengatakan mereka menginginkan Yunus sebagai penasihat utama pemerintah sementara, dan seorang juru bicara Yunus mengatakan dia setuju. Adapun Yunus berada di Paris untuk menjalani prosedur medis dan diharapkan segera kembali ke Dhaka.

Belum ada komentar langsung dari Yunus terkait pengangkatannya. Juga belum diketahui kapan pemerintahan sementara akan mengambil alih.

Gerakan yang menggulingkan Hasina bermula dari demonstrasi menentang kuota PNS untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh 1971, yang dianggap oleh para kritikus sebagai cara untuk mencadangkan pekerjaan bagi sekutu partai yang berkuasa. Sekitar 400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka dalam kekerasan yang melanda negara itu sejak Juli.

Setelah para demonstran menyerbu dan menjarah kediaman mewah perdana menteri pada hari Senin, jalan-jalan di ibu kota Dhaka kembali tenang pada hari Selasa, dengan lalu lintas yang lebih ringan dari biasanya dan banyak sekolah serta bisnis yang ditutup selama kerusuhan masih tutup.

Pabrik-pabrik garmen, yang memasok pakaian ke beberapa merek terkemuka dunia dan menjadi penopang utama ekonomi, akan dibuka kembali pada Rabu.

Pelarian Hasina mengakhiri masa jabatan keduanya selama 15 tahun di negara berpenduduk 170 juta orang itu, yang telah ia pimpin selama 20 dari 30 tahun terakhir sebagai pemimpin gerakan politik yang diwarisi dari ayahnya, pendiri negara Mujibur Rahman, setelah ia dibunuh pada 1975.

Sejak awal 1990-an, Hasina berseteru dan bergantian berkuasa dengan saingannya Zia, yang mewarisi gerakan politiknya sendiri dari suaminya Ziaur Rahman, seorang penguasa yang juga dibunuh pada 1981. ***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index