Seoul, Kilaskini.com - Populernya budaya K-Pop dan K-Drama di penjuru dunia, membuat Korea Selatan siap mewujudkan mimpinya membangun 'Hollywood' versi Asia. Mega proyek tersebut diproyeksikan sebagai pusat hiburan baru Asia sehingga dapat menjaring turis dunia.
Melansir Hindustan Times, Jumat (13/9/2024), pemerintah Korsel bertujuan mengembangkan area baru yang didedikasikan untuk film, program televisi, musik, hingga seni lainnya pada tahun 2035.
Kawasan itu akan memiliki luas 3,3 kilometer persegi dan memiliki sekolah khusus untuk hiburan dan fasilitas produksi konten. Di dalamnya, nanti akan terdapat replika istana dinasti Joseon berskala penuh dan dirancang untuk mendukung produksi film dan drama serta daya tarik wisata.
"Rencana kami adalah menciptakan sebuah kota hiburan raksasa," ujar Menteri Kebudayaan Korea Selatan, Yu In-Chon, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television.
"Pemerintah dapat membuat cetak biru dan menawarkan infrastruktur. Kami pikir perusahaan-perusahaan akan mengikuti kami dengan investasi di bidang telekomunikasi, internet, dan juga layanan keuangan," sambungnya.
Adapun industri kreatif seperti musik, drama, hingga industri game Korea Selatan mampu menghasilkan USD 114 miliar atau sekitar 1,76 kuadriliun pada tahun lalu.
Destinasi baru tersebut dimaksudkan untuk menarik pengunjung dari luar negeri, terutama China dan Jepang yang merupakan tetangga mereka.
Pemerintah pun berjanji untuk menggelontorkan dana 100 miliar won atau sekitar Rp 1,1 triliun. Dana tersebut lewat pemodal ventura asing yang bertujuan untuk berinvestasi di industri konten Korsel pada tahun depan.
Sementara itu, Korsel tengah melakukan pembicaraan dengan China dan Jepang untuk mempermudah menarik pengunjung dari luar negeri ke negara tersebut. Target mereka adalah mendatangkan sekitar 30 juta turis asing per tahun dalam beberapa tahun mendatang.
Korsel yang merupakan ekonomi terbesar keempat di Asia berhasil menarik 10 juta wisatawan dalam delapan bulan pertama di tahun 2024. Angka itu adalah peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya.
Namun, jumlah tersebut dianggap masih rendah jika dibandingkan dengan tingkat kunjungan sebelum pandemi lantaran adanya perlambatan wisatawan China. Lantas Korsel pun telah melonggarkan persyaratan visa bagi turis dari AS, Jepang, Taiwan, dan Hong Kong sejak April tahun lalu hingga 31 Desember tahun ini.
"Salah satu masalah terbesar yang kami hadapi di bidang pariwisata adalah masalah visa," kata Yu.
"Kami akan melihat lebih banyak pengunjung jika kami dapat mengizinkan tur tanpa visa di wilayah ini," sambungnya.***