Sekilas Tentang Pasukan Elite Hizbullah Radwan yang Ditakuti Israel

Sekilas Tentang Pasukan Elite Hizbullah Radwan yang Ditakuti Israel
Pasukan elite Hizbullah Brigade Radwan yang jadi incaran utama Israel. (AFP)

Jakarta, Kilaskini.com - Situasi di Timur Tengah kini sedang tertuju pada saling serang antara militer Israel dan Hizbullah di Libanon. Sejak pekan lalu, Israel dan Hizbullah terlibat saling serang. Bahkan pihak militer Israel siap habis-habisan dalam menggelar aksinya, demi mencapai target yang mereka kejar. Apa taret serangan militer Israel? Tidak lain adalah pasukan khusus Hizbullah yang terkenal bernama Hizbullah Ridwan.

Pasukan elite milisi Hizbullah, Brigade Radwan, memang menjadi perbincangan usai komandan unit ini Ibrahim Aqil tewas dalam serangan Israel pada pekan lalu. Israel menganggap unit itu membahayakan perbatasan di utara. Terlepas dari saling serang tersebut, apa itu pasukan elite Radwan?

Radwan telah memimpin konflik jangka panjang Hizbullah dengan Israel. Mereka juga berperan penting dalam serangan di perbatasan usai pasukan Zionis melancarkan agresi ke Palestina pada Oktober 2023.

Hizbullah dan Hamas memiliki pelindung yang sama di Iran. Jika Iran dan proksinya berupaya keras memperluas perang, perbatasan Israel-Lebanon akan menjadi arena yang paling memungkinkan.

Pensiunan jenderal yang memimpin intelijen militer Israel hingga 2021, Tamir Hayman, mengatakan Radwan ingin meniru strategi Hamas.

"Pasukan Radwan bertekad untuk meniru apa yang terjadi pada 7 Oktober di Israel selatan di utara," kata Hayman dalam sebuah wawancara pada Januari, dikutip New York Times, Jumat (20/9).

Pada 7 Oktober, Hamas melakukan serangan dadakan ke Israel. Mereka bahkan memasuki desa-desa di wilayah perbatasan.

Setelah serangan dadakan ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melancarkan serangan besar-besaran dan meluncurkan agresi ke Palestina. "Karena alasan itu, tak bisa diterima jika Israel membiarkan anggota milisi tetap berada di daerah perbatasan," ujar Hayman.

Analis militer Israel bahkan mengatakan Radwan telah mengambil alih misi penaklukan wilayah Galilea di Israel utara. Di luar rekam jejak Radwan, asal-usul unit ini tak jelas.

Sejauh ini hanya ada informasi unit tersebut memberi nama kelompoknya dari nama samaran yang dipakai salah satu pemimpin Hizbullah Imad Mughniyeh.

Di bawah komando Mughniyeh, unit itu memainkan peran penting dalam penculikan tentara Israel pada 2006. Situasi ini memicu Perang Lebanon Kedua Meletus.

Perang Lebanon kedua sekaligus membentuk pasukan Radwan, demikian menurut Jerusalem Post.

Fungsi utama Radwan adalah peperangan darat, termasuk misi berisiko tinggi seperti menyusup ke wilayah Israel, merebut posisi strategis, dan melaksanakan serangan terarah.

Tak seperti pasukan konvensional Hizbullah, yang fokus ke operasi pertahanan dan kendali teritorial di Lebanon selatan, pasukan Radwan terlatih untuk manuver ofensif, termasuk peperangan perkotaan, penyergapan, dan penyerangan.

Radwan, bersama dengan elemen lain dari Hizbullah dan kelompok lain yang didukung Iran, kemudian ikut serta dalam pertempuran melawan ISIS di Suriah.

Lalu pada 2008, Mughniyeh tewas dalam serangan di Suriah. Meski sang ketua tiada, Radwan masih tetap eksis.

Eksistensi mereka bahkan sangat terlihat dalam tiga bulan terakhir. Rentang waktu itu menjadi periode paling aktif bagi pasukan Radwan melawan Israel sejak 2006.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index