PEKANBARU, Kilaskini.com - Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Riau Rahmad Ilahi menyatakan pihaknya siap melaksanakan imbauan Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan bantuan kepada anak kurang mampu dalam bersekolah.
"Anggota HIPMI se-Provinsi Riau ada sekitar 1.100 orang. Kami siap melaksanakan imbauan Presiden Prabowo untuk memberikan bantuan Rp100 ribu setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak kurang mampu," ujar Rahmad, Minggu (3/11).
Rahmad menyebutkan HIPMI Riau akan berupaya secepatnya menjalankan kegiatan sosial tersebut. "Untuk penyalurannya, kita akan inventaris kepada orang-orang kurang mampu. Nanti bisa secara langsung atau kita komunikasikan kepada Dinas Sosial masing-masing kabupaten/kota," jelasnya.
Melansir Antara, Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa GSN telah memberikan pakaian sekolah untuk 10 ribu anak-anak.
"GSN sudah bekerja. Saya tahu, saya monitor, kalau tidak salah sudah memberi pakaian sekolah untuk 10 ribu anak-anak.10 ribu anak-anak itu kelihatannya banyak tetapi masih kurang," ujar Prabowo saat Deklarasi GSN di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (2/11) sore.
Prabowo menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan pakaian sekolah, seorang anak memerlukan sekitar Rp1,2 juta per tahun, mencakup seragam sekolah, sepatu, kaos kaki, dan pakaian olahraga.
Ia menyampaikan bahwa kontribusi sebesar Rp100 ribu per bulan dari setiap orang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sekolah untuk satu anak.
Prabowo pun mengajak kalangan pengusaha, terutama anggota HIPMI, untuk turut serta dalam gerakan ini. Jika setiap anggota HIPMI menyisihkan Rp100 ribu per bulan, mereka dapat membantu satu anak.
"Jadi ini real saya minta saudara-saudara bergerak. Masing-masing yang bisa Rp100 ribu ya Rp100 ribu, yang bisa Rp500 ribu berarti lima anak dan seterusnya," ucap Prabowo.
Ia menegaskan pentingnya peran masyarakat dengan ekonomi mampu untuk membantu pendidikan anak-anak Indonesia melalui kontribusi nyata.
"Jadi kalau APBN insya Allah nanti kita kerahkan untuk makan siang bergizi, tapi kalau pakaian masih ada jutaan anak kita yang masih belum punya pakaian. Orang tuanya sulit untuk memberi pakaian untuk anaknya dan karena itu dia tidak bisa sekolah," ucapnya.***