Bahaya Penyakit Chikungunya, Bagaimana Cara Pencegahannya?

Bahaya Penyakit Chikungunya, Bagaimana Cara Pencegahannya?

Jakarta - Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini sering disalahartikan sebagai demam berdarah dengue karena memiliki gejala yang mirip, seperti demam tinggi dan nyeri sendi.

Infeksi terjadi saat nyamuk yang membawa virus menggigit seseorang, sehingga virus masuk ke dalam tubuh.

Chikungunya tidak menular langsung dari orang ke orang atau melalui kontak fisik seperti air liur, tetapi meski jarang terjadi penularan melalui darah mungkin saja terjadi. Awalnya, virus ini hanya ditemukan di Afrika dan Asia, tetapi kini telah menyebar ke lebih dari 110 negara di dunia.

Meskipun nyamuk penyebab chikungunya sama dengan yang menyebarkan demam berdarah, kedua penyakit ini memiliki perbedaan signifikan. Namun, gejala keduanya sering kali mirip, sehingga memerlukan perhatian lebih untuk membedakannya.

Selain itu, virus zika juga memiliki pola penularan dan gejala yang serupa dengan chikungunya.

Gejala biasanya muncul antara tiga hingga tujuh hari setelah gigitan nyamuk. Meski demikian sebagaimana menukil Cleveland Clinic, pada beberapa kasus gejala dapat muncul hanya dalam waktu dua hari atau hingga 12 hari.

Berikut adalah gejala umum chikungunya.
- Demam tinggi secara tiba-tiba,
- Nyeri sendi yang dapat melumpuhkan,
- Sakit kepala,
- Nyeri otot,
- Pembengkakan pada persendian,
- Ruam kulit,
- Kelelahan,
- Mual.

Agar Rumah Tak Jadi Sarang Nyamuk

Sebagian besar penderita akan pulih dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, beberapa orang mengalami nyeri sendi kronis yang bertahan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Penyebab dan bahaya Chikungunya

Virus chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Penyakit ini tidak menyebar melalui cairan tubuh seperti air liur, bersin, atau batuk. Meski demikian, ada laporan penularan melalui darah, khususnya pada tenaga kesehatan yang menangani pasien dengan infeksi aktif.

Ibu hamil yang terinfeksi chikungunya tidak menularkan virus ini kepada janinnya melalui plasenta atau air susu ibu (ASI). Namun, risiko penularan dapat terjadi saat persalinan.

Oleh karena itu, ibu hamil disarankan menghindari bepergian ke wilayah yang sedang mengalami wabah chikungunya.

Chikungunya juga bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi baru lahir. Lansia berusia di atas 65 tahun, dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung juga bisa mengalami komplikasi serius.

Komplikasi yang paling umum adalah nyeri sendi kronis, yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Meskipun jarang, beberapa kasus melaporkan gejala jantung, penyakitmata, atau gangguan neurologis setelah infeksi.

Pencegahan Chikungunya

Pada akhir 2023, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui vaksin bernama IXCHIQ untuk chikungunya. Vaksin ini diberikan kepada individu berusia 18 tahun ke atas yang memiliki risiko tinggi terpapar virus.

Selain vaksin, langkah pencegahan lainnya meliputi:

1. Menghindari gigitan nyamuk
Anda bisa menggunakan obat anti-nyamuk semprot, krim, atau lilin. Kenakan pakaian yang menutupi tubuh, seperti lengan panjang dan celana panjang.

5. Mengelola infeksi
Jika terinfeksi, segera konsultasikan ke dokter, konsumsi obat sesuai resep, perbanyak cairan, dan istirahat total untuk mempercepat pemulihan.**
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index