Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia telah merinci berbagai jenis pemeriksaan kesehatan yang akan diberikan secara gratis kepada pelajar SD, SMP, dan SMA dalam program pemeriksaan kesehatan gratis yang akan dimulai pada Juli 2025. Program ini ditujukan untuk siswa berusia 7-17 tahun dan akan dilaksanakan langsung di sekolah.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumivi, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak-anak sejak dini dengan melakukan deteksi dini berbagai kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan proses belajar mereka di sekolah.
Jenis Pemeriksaan untuk Siswa SD, SMP, dan SMA
Maria menjelaskan bahwa terdapat perbedaan jenis pemeriksaan yang diberikan untuk setiap jenjang pendidikan.
Pemeriksaan untuk SD:
1.Status gizi
2.Merokok (kelas 5-6)
3.Tingkat aktivitas fisik
4.Tekanan darah
5.Gula darah
6. Tuberkulosis
7.Pemeriksaan telinga
8.Pemeriksaan mata
9.Pemeriksaan gigi
10.Kesehatan jiwa
11.Pemeriksaan hati
Pemeriksaan untuk SMP:
1.Status gizi
2.Merokok
3.Tingkat aktivitas fisik
4.Tekanan darah
5.Gula darah
6.Tuberkulosis
7.Talasemia (kelas 7)
8.Anemia remaja putri
9.Pemeriksaan telinga
10.Pemeriksaan mata
11.Pemeriksaan gigi
12.Kesehatan jiwa
13.Pemeriksaan hati (Hepatitis B dan C)
Pemeriksaan untuk SMA:
1.Status gizi
2.Merokok
3.Tingkat aktivitas fisik
4.Tekanan darah
5.Gula darah
6.Tuberkulosis
7.Anemia remaja putri
8.Pemeriksaan telinga
9.Pemeriksaan mata
10.Pemeriksaan gigi
11.Kesehatan jiwa
12.Pemeriksaan hati (Hepatitis B dan C)
Tujuan dan Manfaat Program
Maria menegaskan bahwa program ini sangat penting untuk memastikan kesehatan pelajar tetap terjaga, sehingga mereka dapat belajar dengan optimal tanpa terganggu oleh masalah kesehatan yang tidak terdeteksi sebelumnya. Pemeriksaan kesehatan gratis ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi potensi penyakit atau gangguan kesehatan sejak dini, sehingga tindakan pencegahan dan pengobatan dapat segera dilakukan.
"Kami ingin memastikan bahwa anak-anak kita tumbuh sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang dapat mengganggu aktivitas belajar mereka di sekolah," ujar Maria dalam konferensi pers.
Selain itu, Maria menjelaskan bahwa pemeriksaan ini juga bertujuan untuk mengedukasi siswa mengenai pentingnya menjaga pola hidup sehat. Dengan adanya pemeriksaan seperti status gizi, tingkat aktivitas fisik, dan deteksi dini penyakit seperti tuberkulosis dan hepatitis, diharapkan anak-anak dapat lebih sadar akan kesehatan mereka sendiri.
Pelaksanaan Program
Program ini akan dimulai pada bulan Juli 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta dinas kesehatan di setiap daerah untuk memastikan pelaksanaannya berjalan lancar. Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya akan diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk melakukan pemeriksaan langsung terhadap siswa.
Siswa yang ditemukan memiliki kondisi kesehatan tertentu akan mendapatkan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, orang tua juga akan diberikan laporan hasil pemeriksaan sehingga mereka dapat turut serta dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Program ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk tenaga medis, sekolah, dan orang tua. Kepala sekolah di berbagai daerah menyambut baik program ini karena dapat membantu mendeteksi masalah kesehatan siswa lebih awal. Para orang tua juga mengapresiasi inisiatif ini karena dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan anak-anak mereka.
Dengan adanya program cek kesehatan gratis ini, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh sehat dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, sehingga dapat berkontribusi secara optimal dalam pembangunan bangsa. Kemenkes juga berharap program ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan budaya peduli kesehatan di kalangan pelajar sejak dini.