Jelang Lawan Uzbekistan, Timnas Indonesia U-20 Harus Benahi Tiga Kelemahan Ini

Jelang Lawan Uzbekistan, Timnas Indonesia U-20 Harus Benahi Tiga Kelemahan Ini
Timnas Indonesia U-20 harus segera berbenah setelah kekalahan telak 0-3 dari Iran U-20 dalam laga Grup C Piala Asia U-20 2025 pada Kamis (13/2).

Jakarta - Timnas Indonesia U-20 harus segera berbenah setelah kekalahan telak 0-3 dari Iran U-20 dalam laga Grup C Piala Asia U-20 2025 pada Kamis (13/2). Kekalahan tersebut mengungkapkan tiga kelemahan utama skuad Garuda Nusantara yang perlu diperbaiki sebelum menghadapi Uzbekistan U-20 pada Minggu (16/2) di Stadion Shenzhen Youth Training Center, China.

Jika kelemahan-kelemahan ini bisa diminimalkan, peluang Indonesia untuk meraih poin melawan Uzbekistan masih terbuka. Berikut adalah tiga kelemahan utama yang harus dibenahi sebelum pertandingan krusial tersebut.

1. Lemah dalam Mengantisipasi Bola Udara

Kelemahan pertama yang sangat mencolok dari Timnas Indonesia U-20 adalah ketidakmampuan dalam mengantisipasi bola udara. Hal ini terlihat dari dua gol Iran yang berasal dari sundulan, yakni oleh Hesam Nafari di menit ke-5 dan Mobin Deghan di menit ke-70 melalui sepak pojok.

Para pemain bertahan, termasuk kapten Iqbal Gwijangge, kesulitan mengawal pergerakan lawan dalam duel udara. Koordinasi antar pemain belakang dalam mengantisipasi bola mati pun tampak kurang solid. Melawan Uzbekistan, yang memiliki pemain-pemain dengan postur tinggi dan keunggulan dalam duel udara, Indonesia harus memperbaiki pertahanan bola mati dan meningkatkan kemampuan duel udara agar tidak kebobolan dengan cara serupa.

2. Kurangnya Kreativitas di Lini Tengah

Sepanjang pertandingan melawan Iran, lini tengah Timnas Indonesia terlihat kurang mampu mengendalikan permainan. Ketidakseimbangan antara bertahan dan menyerang membuat para pemain kesulitan membangun serangan yang efektif. Para gelandang, termasuk Arkhan Kaka dan rekan-rekannya, sering kehilangan bola di area yang berbahaya.

Kreativitas dalam mengalirkan bola ke lini depan juga minim, menyebabkan para penyerang sulit mendapatkan suplai bola berkualitas. Akibatnya, serangan Indonesia lebih banyak mengandalkan umpan panjang yang mudah dipatahkan lawan. Jika ingin memberikan perlawanan kepada Uzbekistan, tim asuhan Indra Sjafri harus meningkatkan koordinasi di lini tengah dan lebih tenang dalam mengontrol bola serta mengalirkan serangan.

3. Kehilangan Fokus di Babak Kedua

Salah satu aspek yang juga menjadi kelemahan Indonesia adalah kehilangan fokus di babak kedua. Setelah tertinggal 0-1 di babak pertama, permainan Garuda Nusantara sebenarnya mengalami perbaikan. Namun, dua gol tambahan Iran di menit ke-63 dan 70 menunjukkan bahwa Timnas Indonesia belum mampu menjaga konsentrasi sepanjang laga.

Kurangnya fokus ini bisa disebabkan oleh faktor stamina, mental, atau komunikasi yang kurang baik di antara para pemain. Menghadapi Uzbekistan yang terkenal dengan permainan cepat dan agresif, Indonesia harus lebih disiplin dalam bertahan dan menjaga konsentrasi hingga peluit akhir.

Kesimpulan: Harapan untuk Bangkit

Kekalahan dari Iran memang menjadi pukulan bagi Timnas Indonesia U-20, tetapi laga melawan Uzbekistan memberikan kesempatan untuk bangkit. Dengan memperbaiki antisipasi bola udara, meningkatkan kreativitas lini tengah, serta menjaga fokus sepanjang laga, Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih poin di pertandingan berikutnya.

Indra Sjafri dan tim pelatih diharapkan bisa melakukan evaluasi mendalam dan menyiapkan strategi yang lebih solid agar Indonesia dapat tampil lebih baik melawan Uzbekistan. Semangat juang dan kerja keras akan menjadi kunci bagi Garuda Nusantara untuk membalikkan keadaan di Piala Asia U-20 2025.***

Halaman

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index