Danantara Diproyeksikan Melampaui Temasek: Jangan Jadi Ajang Politik Balas Budi

Danantara Diproyeksikan Melampaui Temasek: Jangan Jadi Ajang Politik Balas Budi
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) tengah menjadi sorotan karena diproyeksikan melebihi Temasek, superholdings milik Singapura.

Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) tengah menjadi sorotan karena diproyeksikan melebihi Temasek, superholdings milik Singapura. Saat ini, proses politik terkait pembentukan badan tersebut masih bergulir dan menjadi perhatian berbagai pihak.

Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menegaskan bahwa proses politik dalam pembentukan Danantara harus benar-benar diawasi. Ia menekankan pentingnya menghindari unsur politik balas budi yang dapat menghambat laju badan ini dalam mencapai tujuan ambisiusnya.

“Kalau seperti itu, ya isinya orang lama semua. Enggak bisa melesat melebihi Temasek,” ujar Pangi.

Menurutnya, untuk mencapai target yang lebih besar dari Temasek, Danantara harus diisi oleh para profesional yang memiliki kompetensi tinggi. Impian Presiden Prabowo Subianto dalam membentuk Danantara harus dikawal dengan menjunjung tinggi profesionalitas. Pangi juga menyoroti pentingnya menjauhkan badan ini dari pengaruh oligarki, yang ia maksud sebagai dominasi segelintir orang dalam pemerintahan.

“Sebaiknya yang mengisi Danantara ini orang-orang baru, biar enggak elu lagi-elu lagi,” tambahnya.

Profesionalisme dan Transformasi

Pangi menekankan bahwa pengisian Danantara dengan figur-figur baru yang kompeten sangat penting untuk memastikan adanya perubahan signifikan. Ia mengingatkan bahwa langkah ini harus menjadi prioritas, tidak hanya untuk memenuhi aspirasi masyarakat tetapi juga dalam mewujudkan visi perubahan yang diusung Presiden Prabowo.

“Sehingga menjaga barang ini tetap on track,” tegas Pangi.

Sementara itu, Kepala Danantara, Muliaman Hadad, menyatakan bahwa badan ini akan mengelola tujuh BUMN strategis, yaitu PT Pertamina, PT PLN, BRI, BNI, Bank Mandiri, PT Telkom, dan MIND ID. Proses pengalihan kepemilikan dan pengelolaan ketujuh perusahaan pelat merah ini sudah mulai dilakukan oleh tim Danantara.

Muliaman menegaskan bahwa pemindahan perusahaan-perusahaan tersebut akan dilakukan secepatnya. Namun, skema investasi yang akan diterapkan oleh Danantara masih dalam tahap kajian lebih lanjut.

“Nanti kita satu-satu dulu bagaimana transisi tujuh ini akan berjalan,” katanya.

Integrasi dengan Indonesia Investment Authority (INA)

Selain tujuh BUMN tersebut, nantinya Indonesia Investment Authority (INA) juga akan dipindahkan ke dalam Danantara. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Danantara sebagai entitas investasi negara yang lebih terstruktur dan memiliki daya saing global.

Danantara sendiri merupakan badan investasi baru yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan utama mengoptimalkan aset-aset negara, khususnya yang berada di bawah naungan BUMN. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa Danantara akan beroperasi dengan model serupa dengan Government of Singapore Investment Corporation (GIC) atau Temasek, yang merupakan holding company milik pemerintah Singapura yang fokus pada investasi global.

Ambisi Menjadi Superholdings Terbesar

Proyeksi bahwa Danantara dapat melampaui Temasek bukan tanpa dasar. Dengan pengelolaan aset besar yang mencakup berbagai sektor strategis, badan ini memiliki potensi untuk menjadi superholdings terbesar di Asia, bahkan dunia. Namun, tantangan utama yang harus dihadapi adalah memastikan bahwa tata kelola Danantara tetap bersih dari intervensi politik yang dapat menghambat kinerjanya.

Pengamat ekonomi menilai bahwa keberhasilan Danantara sangat bergantung pada transparansi, tata kelola yang baik, serta pemilihan personel yang kompeten dan profesional. Jika dikelola dengan baik, Danantara berpotensi menjadi mesin utama penggerak ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing investasi Indonesia di kancah internasional.

Meski demikian, masih terdapat sejumlah pertanyaan mengenai mekanisme operasional dan skema investasi yang akan diterapkan. Dengan proses politik yang masih berjalan, publik menunggu langkah konkret pemerintah dalam memastikan bahwa Danantara benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya, tanpa terseret kepentingan politik tertentu.

Pemerintah diharapkan dapat menempatkan individu-individu terbaik di posisi strategis Danantara untuk memastikan efektivitasnya. Dalam perjalanan menuju pembentukan badan ini, pengawasan dari berbagai pihak juga dinilai sangat krusial agar tidak terjadi penyimpangan dalam implementasinya.

Jika dijalankan dengan baik dan profesional, Danantara tidak hanya akan membawa manfaat besar bagi ekonomi nasional, tetapi juga menempatkan Indonesia dalam posisi yang lebih kuat di pasar investasi global. Harapannya, Danantara benar-benar menjadi superholdings yang tidak hanya mampu menandingi, tetapi juga melampaui Temasek dalam skala global.**

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index