Menyedihkan, Ratusan Paus Pembunuh Palsu Ramai-ramai Terdampar di Pantai Terpencil Australia

Menyedihkan, Ratusan Paus Pembunuh Palsu Ramai-ramai Terdampar di Pantai Terpencil Australia
Sebanyak 157 ekor paus pembunuh palsu ditemukan terdampar di sebuah pantai terpencil dekat Sungai Arthur di negara bagian kepulauan Tasmania, Australia, pada Rabu (19/2/2025) kemarin.

Jakarta - Sebanyak 157 ekor paus pembunuh palsu ditemukan terdampar di sebuah pantai terpencil dekat Sungai Arthur di negara bagian kepulauan Tasmania, Australia, pada Rabu (19/2/2025) kemarin. Fenomena ini bukan pertama kalinya terjadi, mengingat paus jenis ini memiliki kecenderungan untuk terdampar secara massal di daratan.

Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Australia (NRE) melaporkan bahwa dari total paus yang terdampar, 136 di antaranya masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Upaya penyelamatan segera dilakukan, meskipun medan pantai yang terpencil dan sulit dijangkau menjadi tantangan tersendiri bagi para tim penyelamat. Alat berat yang diperlukan untuk membantu pengangkutan paus ke laut kembali pun sulit didatangkan ke lokasi kejadian.

Paus pembunuh palsu (False Killer Whale) sebenarnya bukan paus sejati, melainkan sejenis lumba-lumba berukuran besar yang menghuni hampir seluruh perairan laut di dunia. Mereka merupakan salah satu spesies terbesar dalam keluarga lumba-lumba, dengan bobot lebih dari satu ton dan panjang mencapai enam meter. Meski dinamakan "pembunuh palsu," mereka tidak berbahaya bagi manusia dan cenderung memiliki sifat sosial yang kuat, sering ditemukan berenang dalam kelompok besar.

Pakar kelautan mengungkapkan bahwa penyebab utama paus-paus ini terdampar masih menjadi perdebatan. Salah satu teori menyebutkan bahwa paus-paus ini mungkin tersesat akibat navigasi yang terganggu oleh perubahan kondisi lingkungan, seperti gangguan sonar kapal atau perubahan suhu air laut. Selain itu, perilaku sosial mereka yang erat membuat seluruh kelompok bisa ikut terseret ke perairan dangkal jika salah satu anggota mengalami kesulitan.

Tim penyelamat yang terdiri dari ahli biologi kelautan, relawan, dan otoritas lingkungan setempat saat ini tengah bekerja keras untuk menyelamatkan paus-paus yang masih hidup. Mereka berusaha menjaga tubuh mamalia laut ini tetap lembap dan berusaha mengembalikan mereka ke laut terbuka. Namun, dengan jumlah yang besar dan kondisi geografis yang sulit, misi penyelamatan ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari.

Insiden ini kembali menyoroti fenomena mass stranding yang sering terjadi di perairan Australia, terutama di Tasmania, yang dikenal sebagai salah satu hotspot bagi kasus paus dan lumba-lumba terdampar. Para ilmuwan berharap bahwa melalui penelitian lebih lanjut, mereka dapat menemukan cara untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan melindungi populasi paus pembunuh palsu dari ancaman kepunahan.**

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index