Belum Resmi Presiden, Kunjangan Prabowo ke China dan Jepang Dianggap Janggal

Belum Resmi Presiden, Kunjangan Prabowo ke China dan Jepang Dianggap Janggal

Kilaskini.com - Kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo, dinilai oleh pengamat internasional sebagai sesuatu yang tak lazim alias janggal.  

Alasannya, lawatan ini berlangsung saat Prabowo belum resmi menjadi presiden dan sidang sengketa pilpres digelar di Mahkamah Konstitusi.

"Ya, karena Prabowo masih belum dilantik, yang terkesan janggal. Ada proses sengketa Pilpres yang masih berlangsung di MK," paparnya.

Yon menggarisbawahi, kapasitas Prabowo berkunjung ke China dan Jepang harus diposisikan sebagai Menteri Pertahanan. Sebab, Presiden saat ini masih Joko Widodo (Jokowi).

"Ketika ada realitas presiden terpilih pengganti Jokowi setelah Oktober maka tentu agenda tidak hanya dibatasi pada isu-isu pertahanan, keamanan," ujar Yon saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (3/4).

Disisi lain, kata Yon, setelah Prabowo dinyatakan menag Pilpres oleh KPU, China dan Jepang mungkin memandang Prabowo tak cuma sebagai Menhan, tetapi kepanjangan tangan Jokowi.

Sementara Sya'roni Rofii, pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia menyebut kunjungan Prabowo ke China dan Jepang membawa nilai positif bagi Indonesia.

"Pemimpin China dan Jepang tentu saja ingin membangun hubungan dekat dengan mitra kerja di masa depan. Sebab, Pak Prabowo menjadi Presiden tinggal menunggu pelantikan saja," ujar Sya'roni.

Sya'roni menerangkan soal gestur yang ditunjukkan pemimpin China dan Jepang memperlihatkan penghormatan bagi pemimpin Indonesia.
Xi dan Kishida, kata Sya'roni, juga menganggap Indonesia sebagai mitra strategis untuk area ekonomi dan diplomasi. *** 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index