Perang Dagang Dipastikan Memanas Usai Presiden AS Donald Trump Umumkan Tarif Baru

Rabu, 02 April 2025 | 19:50:11 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dijadwalkan untuk mengumumkan kebijakan baru terkait pengenaan tarif terhadap mitra dagang global.

Jakarta - Pada Rabu, 2 April 2025, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dijadwalkan untuk mengumumkan kebijakan baru terkait pengenaan tarif terhadap mitra dagang global. Kebijakan ini berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan internasional, memicu kenaikan biaya barang, dan memperburuk perang dagang yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.

Menurut laporan Reuters, rincian mengenai tarif yang akan diterapkan masih disusun secara ketat dan dirahasiakan menjelang pengumuman resmi yang dijadwalkan pada pukul 4 sore waktu setempat di Rose Garden, Gedung Putih. Walaupun rincian tarif masih belum jelas, pengumuman ini dipastikan akan membawa dampak besar terhadap perekonomian global.

Salah satu elemen penting dalam kebijakan baru ini adalah pengenaan tarif global yang diperkirakan akan mencapai 25% pada impor mobil, yang akan mulai berlaku pada 3 April 2025. Keputusan ini adalah kelanjutan dari kebijakan proteksionisme yang telah diterapkan Trump sejak awal masa kepresidenannya, yang bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan memaksa mitra dagang untuk menyesuaikan kebijakan mereka dengan kepentingan ekonomi Amerika.

“Hal-hal yang tidak terduga akan terjadi dan tidak ada yang tahu detailnya,” ujar Steve Sosnick, Kepala Strategi di Interactive Brokers, seperti yang dikutip dari Reuters. Pernyataan Sosnick menggambarkan ketidakpastian yang menyelimuti dunia perdagangan global menjelang pengumuman tersebut.

Trump sendiri menjelaskan bahwa tarif baru ini merupakan upaya untuk menyamakan tingkat tarif yang dikenakan oleh negara lain terhadap AS serta untuk mengatasi hambatan non-tarif yang selama ini menghambat ekspor produk Amerika ke berbagai negara. Meski demikian, format dari tarif tersebut belum jelas, terutama dengan adanya laporan yang menunjukkan kemungkinan penerapan tarif universal sebesar 20% pada berbagai produk impor.

Seorang mantan pejabat perdagangan Trump mengungkapkan bahwa tarif ini kemungkinan besar akan diberlakukan secara komprehensif pada masing-masing negara, namun pada tingkat yang sedikit lebih rendah daripada yang sebelumnya diperkirakan. Mantan pejabat tersebut juga mengindikasikan bahwa jumlah negara yang akan dikenakan tarif ini kemungkinan akan lebih banyak dari yang sebelumnya disebutkan, yaitu sekitar 15 negara. Scott Bessent, Menteri Keuangan AS, sebelumnya menyebutkan bahwa fokus kebijakan ini akan tertuju pada negara-negara dengan surplus perdagangan tinggi terhadap AS.

“Dampak pengumuman hari ini akan sangat signifikan dan dirasakan di berbagai industri, mulai dari otomotif, elektronik, hingga sektor barang konsumen,” kata Michael Majerus, mitra di firma hukum King and Spalding, menanggapi kebijakan tarif yang akan diumumkan. Hal ini menegaskan bahwa kebijakan tarif baru ini tidak hanya akan berdampak pada hubungan AS dengan negara-negara tertentu, tetapi juga dapat mengubah dinamika perdagangan global secara keseluruhan.

Pengenaan tarif baru oleh Trump ini juga memicu kekhawatiran akan eskalasi perang dagang yang telah berlangsung sejak 2018, ketika pemerintahan Trump mulai menerapkan tarif terhadap berbagai produk impor, terutama dari China. Kebijakan tersebut memicu balasan dari negara-negara mitra dagang AS, yang membalas dengan tarif balasan terhadap produk-produk Amerika, memperburuk ketegangan ekonomi global.

Para analis juga memperingatkan bahwa kebijakan tarif yang lebih luas ini dapat mengarah pada peningkatan biaya bagi konsumen AS, yang akan merasakan dampaknya dalam bentuk harga barang yang lebih tinggi. Selain itu, kebijakan ini berpotensi merugikan perusahaan-perusahaan yang bergantung pada rantai pasokan global, yang sudah terpengaruh oleh tarif yang diterapkan sebelumnya.

Keputusan Trump untuk mengenakan tarif baru ini juga datang pada saat ketidakpastian ekonomi global yang tinggi, di tengah pemulihan pasca-pandemi dan ketegangan geopolitik yang terus berkembang. Hal ini menambah tekanan pada pemerintah AS untuk menavigasi tantangan ekonomi domestik dan internasional yang semakin kompleks.

Kebijakan proteksionis ini diharapkan akan menjadi bahan perdebatan lebih lanjut di kalangan politisi, ekonom, dan pelaku bisnis, yang akan memantau dengan cermat pengaruh jangka pendek dan panjang dari keputusan ini terhadap perekonomian global. Dengan dunia yang semakin terhubung dalam perdagangan, keputusan yang diambil oleh Trump pada Rabu ini dapat memicu dampak luas yang tidak hanya dirasakan oleh AS, tetapi juga oleh negara-negara mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Jepang, dan China.

Apapun rincian kebijakan yang diumumkan nanti, satu hal yang pasti: dampaknya akan terasa di seluruh dunia, mengingat pentingnya peran AS dalam perdagangan internasional dan dampak luas dari kebijakan yang diterapkannya.**

Tags

Terkini