Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram, Tertinggi Sepanjang Sejarah
Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam menembus rekor tertinggi baru di level Rp2,004 juta per gram pada Kamis (17/4).

Jakarta – Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam menembus rekor tertinggi baru di level Rp2,004 juta per gram pada Kamis (17/4). Kenaikan harga ini memperpanjang tren penguatan emas yang terus berlanjut sejak tahun lalu, dipicu oleh berbagai faktor global termasuk ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Kenaikan ini menandai tonggak sejarah baru dalam perjalanan harga emas Antam yang selama setahun terakhir mengalami lonjakan signifikan. Harga emas sebelumnya mencetak rekor tertinggi pada 4 Maret 2024 di level Rp1,164 juta per gram, dan terus menanjak hingga mencapai Rp1,759 juta per gram pada 18 Maret 2025, sebelum akhirnya menembus angka psikologis Rp2 juta.

Faktor Global Dominasi Lonjakan Harga
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menjelaskan bahwa lonjakan harga emas disebabkan oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Penurunan suku bunga membuat daya tarik dolar AS melemah, sehingga mendorong investor global beralih ke emas sebagai aset investasi alternatif.

"Ketika dolar AS melemah, harga emas cenderung meningkat karena dinilai sebagai aset aman. Ditambah pelemahan rupiah terhadap dolar, harga emas dalam rupiah ikut terdongkrak," ujar Ariston.

Selain pelemahan dolar, ketegangan geopolitik dan potensi perlambatan ekonomi global juga turut memicu aksi beli emas oleh investor.

Senada, pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong menambahkan bahwa data ekonomi manufaktur AS yang melemah dan melambatnya inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) turut meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih awal oleh The Fed.

Oktober 2024: Rekor Baru di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Pada 3 Oktober 2024, harga emas Antam kembali mencatatkan rekor baru di level Rp1,469 juta per gram. Perencana keuangan Aliyah Natasya mengatakan lonjakan ini didorong kekhawatiran investor terhadap tingginya utang global pasca pandemi.

“Ketika investor meragukan stabilitas ekonomi akibat beban utang yang meningkat, emas menjadi pilihan utama sebagai aset lindung nilai,” ujarnya.

Ia juga mencatat bahwa bank sentral sejumlah negara mulai mengakumulasi emas dalam jumlah besar, yang turut mendorong kenaikan harga.

Efek Kebijakan Trump dan Tarik Ulur Global
Kenaikan harga emas awal 2025 dipercepat oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang memperburuk ketegangan perdagangan global. Hal ini menyebabkan investor semakin menjauhi aset berisiko dan beralih ke aset safe haven seperti emas.

“Risk-off sentiment mendorong investor meninggalkan aset berisiko dan mencari perlindungan pada emas,” ujar Lukman Leong.

Sementara itu, ekonom dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur, menyoroti kebijakan moneter longgar yang diambil oleh banyak negara sebagai pemicu lainnya. Suku bunga rendah membuat imbal hasil obligasi melemah, sehingga emas menjadi semakin menarik meskipun tidak memberikan bunga.

“Biaya oportunitas memegang emas turun ketika instrumen berbunga memberikan imbal hasil rendah. Ini memperkuat posisi emas sebagai aset investasi unggulan,” jelas Achmad.

Dengan berbagai ketidakpastian global yang masih berlangsung, para analis memperkirakan harga emas berpotensi terus melanjutkan penguatan. Selama faktor-faktor seperti suku bunga rendah, ketegangan geopolitik, dan kekhawatiran ekonomi tetap ada, emas akan tetap menjadi pilihan utama bagi investor global.**

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index