Denpasar - Bila Anda muslim dan pergi ke Pulau Bali, biasa akan sedikit susah mendapatkan sebuah masjid atau mushola untuk menjalankan ibadah lima waktu. Hal tersebut disebabkan kerbeadaan masjid di Pulau Dewata memang sangat sedikit.
Tapi jangan salah, ternyata di Pulau Bali ada beberapa Kampung Islam, salah satunya bernama Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali.. Sesuai dengan namanya, masyarakat dan keseharian di kampung tersebut memang bernuansa islami.
Perempuan berkerudung dan pria bersarung, hilir mudik, di desa yang terletak di Bukit Gitgit itu. Palinggih yang biasa terdapat di rumah-rumah penduduk Bali beragama Hindu hampir tidak terlihat di kampung Islam yang berdiri sejak abad ke-17 itu.
Memasuki gapura kampung Islam tersebut, terdapat gerbang bertuliskan aksara Arab menyambut para tamu yang datang. 'Marhaban bihudurikum (selamat datang atas kehadirannya)' seperti tertulis di gerbang tersebut. Asma Allah Swt dan Nabi Muhammad saw tertulis di gerbang tersebut.
Tokoh masyarakat Desa Pegayaman, Ketut Muhammad Suharto, menceritakan desa itu merupakan pemberian Raja Buleleng I Gusti Anglurah Panji Sakti. Adapun, leluhur warga muslim Pegayaman merupakan 100 prajurit Kerajaan Blambangan yang kalah perang dengan Kerajaan Buleleng dan Kerajaan Mataram pada 1647-1648.
Seratus leluhur Suharto itu lantas ditempatkan di wilayah hutan gayam yang terletak di sebelah selatan Kerajaan Buleleng. "(Nama) Desa Pegayaman diambil dari pohon gatep itu, namanya gayaman atau pegatepan," papar Suharto.
Selain Desa Pegayaman, ada juga kampung Islam yang terbentuk lewat penduduk asli Bali yang menjadi mualaf. Mereka terdapat di Dusun Angansari, Desa Kutuh, Kintamani, Bangli.
Ada juga Kampung Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Karangasem, Bali. Suasana islami juga terasa di wilayah ini. Beberapa Pria bersarung dan perempuan berkerudung juga terlihat di kampung muslim yang didirikan oleh orang Sasak Abdurrahman atau yang dikenal dengan julukan Balok Sakti pada abad ke-17. ***