Studi: Akibat Merokok, Metode THR Diprediksi Bisa Selamatkan Jutaan Nyawa

Studi: Akibat Merokok, Metode THR Diprediksi Bisa Selamatkan Jutaan Nyawa

JAKARTA - Rokok telah menjadi penyebab utama berbagai penyakit mematikan, seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan kronis. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari delapan juta orang meninggal setiap tahun akibat konsumsi tembakau, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mengurangi dampak negatif rokok terus dilakukan, salah satunya melalui Metode Tobacco Harm Reduction (THR).

Sebuah studi yang diluncurkan baru-baru ini memprediksi metode tobacco harm reduction (THR) bakal menyelamatkan 4,6 juta jiwa di 2060 mendatang. Sebagian besar masyarakat tahu bahaya merokok. Setiap bungkus rokok bahkan memperlihatkan gambar kondisi-kondisi mengerikan yang bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok. Namun, apa jumlah perokok berkurang? Sepertinya tidak.

'Lives Saved Report' yang diluncurkan akhir tahun lalu memperlihatkan bahwa penerapan metode THR bisa menurunkan risiko atau dampak buruk dari konsumsi tembakau.

"Kita melihat bukan baru-baru ini saja tiap negara berusaha mendorong masyarakat bebas dari rokok. Tapi kenyataannya tidak signifikan orang berhenti, tapi jumping dari enggak merokok jadi merokok. Kita perlu menemukan banyak alternatif lain yang mungkin membantu mengurangi risiko tersebut," terang salah satu penulis studi Profesor Ronny Lesmana dalam gelaran detikHealth Forum 2025 di Aryaduta Suites Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (23/1).

Studi ini ditulis oleh sejumlah ahli dari berbagai negara, termasuk dua penulis asal Indonesia yakni Profesor Ronny Lesmana dan Profesor Amalia. Mereka mengerjakan proyek replika guna mengecek efek buruk merokok dan produk turunannya.

Menurut para penulis, perlu ada pendekatan berbeda dalam menyikapi kebiasaan merokok, yakni dengan THR.

Sebenarnya, seperti apa THR itu?

Anda mungkin tidak asing dengan rokok-rokok alternatif seperti vape, oral nicotine pods, juga e-cigarettes. Produk-produk ini sebenarnya merupakan bagian dari metode THR.

Ronny menjelaskan, metode THR melibatkan elemen keilmuan (science), regulasi, dan pendekatan lain yang bisa mengurangi risiko akibat merokok.

Kenapa THR perlu diterapkan di Indonesia?

THR, kata Ronny, menjadi penting diterapkan di Indonesia melihat angka perokok bertambah dan usia perokok semakin muda.

Pada 2021, jumlah perokok mencapai 64,7 juta orang dari 278 juta populasi penduduk. Setiap tahun ada 300 ribu orang meninggal akibat rokok.

"Ada risiko 30 ribu orang meninggal setiap tahun. Masa kita tidak memikirkan hal untuk menurunkan jumlah perokok, menurunkan risiko dampak rokok," katanya.

Ronny dan tim penulis memberikan sejumlah rekomendasi guna menyelamatkan jiwa dari risiko merokok.

1. Aktivasi tenaga kesehatan

Edukasi lewat tenaga kesehatan memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa rokok konvensional berbahaya terlebih ada proses pembakaran yang memicu zat-zat berbahaya termasuk tar. Setelah memahami ini, perlu ada edukasi mengenai manfaat THR.

2. Regulasi yang tepat

Mendorong penurunan risiko dengan regulasi. Rokok serta produk turunannya perlu diregulasi kandungannya.

3. Investasi pada riset

Pemerintah perlu ada investasi dalam rangka riset berkaitan risiko merokok.

4. Keterlibatan pemimpin religius

Sebagian masyarakat Indonesia masih sangat mengikuti arahan dari pimpinan agama atau religius.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index