7 Sikap Kunci Agar Anak Bertumbuh Menjadi Orang Sukses

7 Sikap Kunci Agar Anak Bertumbuh Menjadi Orang Sukses
Kepercayaan diri merupakan modal utama agar anak bisa mengoptimalkan potensinya dengan maksimal.

Kilaskini.com - Kesuksesan bukanlah sesuatu yang diwariskan sejak lahir, melainkan dibentuk melalui proses panjang yang melibatkan pendidikan, pola asuh, dan lingkungan yang mendukung. Inilah gagasan yang diyakini oleh Michele Borba, seorang psikolog anak dan pakar parenting dari California, Amerika Serikat. Borba menegaskan bahwa setiap anak memiliki potensi untuk sukses jika diberikan fondasi yang tepat sejak kecil.

Keyakinannya ini bukan hanya sekadar teori, tetapi didukung oleh serangkaian penelitian yang dilakukannya selama bertahun-tahun. Sebagai seorang psikolog anak senior, Borba telah mempelajari berbagai faktor yang berkontribusi pada keberhasilan anak dalam kehidupan. Menurutnya, anak-anak tidak hanya membutuhkan kasih sayang dan lingkungan yang terstruktur, tetapi juga kesempatan untuk mengembangkan otonomi, kompetensi, dan kebebasan dalam eksplorasi.

Dalam sebuah wawancara, Borba menyimpulkan ada tujuh sikap kunci yang perlu dikembangkan sejak dini agar anak dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh dan sukses. Berikut adalah ketujuh sikap tersebut:

1. Anak Bersikap Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan modal utama agar anak bisa mengoptimalkan potensinya dengan maksimal. Orang tua memiliki peran besar dalam membangun rasa percaya diri anak, salah satunya dengan memberikan afirmasi positif seperti "kamu istimewa" atau "kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan."

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghubungkan nilai diri mereka dengan usaha dan kelebihan mereka sendiri cenderung lebih sukses dibandingkan mereka yang merasa tidak memiliki kendali atas hasil akademis mereka.

2. Anak Punya Empati Tinggi

Empati adalah kemampuan memahami dan merasakan perasaan orang lain. Anak yang memiliki empati lebih mudah beradaptasi dalam kehidupan sosial dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Borba mengidentifikasi tiga jenis empati yang penting:

Pertama, Empati Afektif: Kemampuan untuk berbagi perasaan dengan orang lain.

Kedua, Empati Perilaku: Kepedulian yang diwujudkan dalam tindakan nyata.

Ketiga, Empati Kognitif: Pemahaman terhadap perspektif orang lain.

Orang tua dapat menumbuhkan empati anak dengan berbagi perasaan, memberi label pada emosi mereka, serta mengajukan pertanyaan tentang perasaan mereka terhadap situasi tertentu.

3. Mengendalikan Diri

Kemampuan mengendalikan diri sangat penting agar anak bisa bangkit setelah mengalami kegagalan. Orang tua dapat membantu anak mengembangkan keterampilan ini dengan mengajarkan teknik "jeda stres," yang memberikan anak waktu untuk berpikir sebelum bertindak.

Borba menyarankan agar anak diberikan sinyal tertentu untuk membantu mereka tetap fokus pada satu tugas di antara banyak kegiatan. Selain itu, teknik menenangkan diri seperti pernapasan dalam juga dapat membantu anak mengendalikan emosi mereka.

4. Integritas yang Kuat

Integritas melibatkan keterampilan, sikap, kapasitas, dan keyakinan yang membentuk karakter anak. Anak yang memiliki integritas akan lebih mudah membedakan mana yang benar dan salah serta bertindak berdasarkan nilai-nilai moral yang kuat.

Orang tua dapat membantu membangun integritas anak dengan menetapkan ekspektasi yang jelas dan memberikan ruang bagi anak untuk mengembangkan identitas moral mereka sendiri.

5. Anak Punya Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah elemen penting dalam proses belajar dan inovasi. Namun, di era digital saat ini, anak-anak cenderung lebih pasif karena terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gadget.

Borba menyarankan orang tua untuk memberikan anak-anak kesempatan bermain dengan mainan yang tidak terbatas, seperti cat, benang, stik es krim, atau benda sederhana lainnya untuk merangsang kreativitas dan rasa ingin tahu mereka.

6. Anak Memiliki Sikap Tekun

Ketekunan adalah kunci utama dalam mencapai impian. Anak yang tekun tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Sayangnya, banyak anak menyerah pada tugas yang sulit karena merasa kewalahan.

Untuk mengatasi hal ini, orang tua bisa mengajarkan anak untuk menyelesaikan tugas secara bertahap. Misalnya, dalam mengerjakan soal matematika, anak bisa diberikan teknik "mengelompokkan soal," yaitu dengan menutupi bagian soal lainnya dan mengerjakan satu bagian terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke bagian berikutnya.

7. Anak Selalu Optimistis

Anak yang optimistis akan melihat tantangan sebagai sesuatu yang bisa diatasi, sementara anak yang pesimistis cenderung menganggap tantangan sebagai hambatan yang sulit ditembus.

Mengajarkan optimisme kepada anak dapat dimulai dari cara berbicara orang tua. Anak-anak cenderung mengadopsi kata-kata orang tua sebagai suara hati mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menggunakan kalimat-kalimat yang membangun dan memberikan perspektif positif terhadap setiap permasalahan.

Pemikiran Michele Borba menunjukkan bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja, tetapi dibentuk melalui serangkaian pengalaman, pola asuh, dan lingkungan yang mendukung. Dengan menanamkan tujuh sikap penting ini sejak dini, anak-anak akan lebih siap menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan dalam kehidupan mereka. Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak, sehingga penting bagi mereka untuk menciptakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan dan kemandirian.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index